Energi Biogas Dikembangkan di Sumba
TAMBOLAKA, KOMPAS.com - Pemanfaatan energi biogas berbahan baku utama kotoran hewan, seperti babi dan sapi, mulai dikembangkan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, sejak awal Maret lalu.
Upaya itu dipelopori Hivos, institut kemanusiaan untuk kerja sama pembangunan internasional yang didukung SNV (Organisasi Pembangunan Belanda) bekerja sama dengan LSM Donders, di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Koordinator Hivos Perwakilan NTT, Adrianus Lagur di Tambolaka, Sabtu (17/3/2012) malam menjelaskan, di Sumba kegiatan yang lazim disebut program biogas ruman atau Biru itu di Sumba sudah dibangun di 22 titik. Rinciannya, masing masing 13 titik di Kabupaten Sumba Timur dan 9 titik lainnya di Sumba Barat Daya.
Khusus di Sumba Barat Daya, satu di antaranya di kediaman Agustinus Detha Rehi di We'elonda, Kecamatan Kota Tambolaka. "Sudak sekitar dua minggu kami memanfaatkan gas dari program Biru ini, untuk kebutuhan memasak dan juga pnerangan di rumah," jelas Wilhelmina Leu, istri Agustinus Detha Rehi di kediamannya, Sabtu petang.
Menyusul kehadiran gas tersebut, keluarga Agustinus praktis tidak lagi membeli minyak tanah untuk kebutuhan memasak di rumah.
Wilhelmina menjelaskan, sebelum biogas datang, setiap hari keluarganya menghabiskan sedikitnya 4 liter minyak tanah per hari atau kurang lebih 120 liter per bulan. Itu berarti kebutuhan bulanan minyak tanah keluarga tersebut setara Rp 720.000.
"Dengan biogas ini, kami bisa menghemat Rp 720.000 per bulan karena tidak lagi membutuhkan minyak tanah untuk memasak di dapur," jelas Ibu Wilhelmina.
Teknisi Hivos NTT, Yoga Siga Kole, meyakinkan program Biru sangat ramah lingkungan dan bermanfaat ganda. Selain gasnya untuk kebutuhan memasak dan penerangan di rumah, limbah olahan langsung menjadi pupuk organik mutu tinggi.
Program Biru di Sumba rata rata berbahan baku utama kotoran babi. Sejauh ini pembangunan infrasrtukur pendukungnya berbiaya sekitar Rp 9 juta, 60 persen di antaranya subsidi Hivos dan 30 persen lainnya swadaya keluarga peserta.
Comments
Post a Comment